Navigation


RSS : Articles / Comments


Aqiqoh

Aqiqoh

1.Ta'rif Aqiqoh.

Aqiqah berasal dari kalimat aqqa ya’uqqu uquqon yang berarti durhaka berani, menentang. berpaling dari nasehat menyobek dan memutus hubungan. Sebagaimana kalimat uququl walidain yang berarti berani melarwan perintah orangtua. Oleh karena itu Rasutullah lebih senang ketika menyebut prosesi tersebut dengan menggunakan kalimat nasikah dari pada aqiqoh. Dari Amr bin Syuaib. Rasulullah bersabda:

لا يحب الله العقوق: من ولد له ولد فأحب ان ينسك عنه فالينسك عن الغلام شاتان مكافئتان وعن الجارية شاة. رواه أبو داود

"Allah tidak menyenangi al uquq. Barang siapa terlahirkan baginya seorang bayi kemudian ingin bernusuk maka lakukanlah nasikah. Yaitu bagi bayi lelaki dua kambing dan bagi perempuan satu kambing.(HR. Abu Daud) lihat Sunan Abu, Daud III / 107 hadits No. 2842.

Sedang menurut istilah ada banyak arti dari aqiqah : Pcrtama, Kambing yang disembelih pada hari ke tuiuh dari kelahiran si bayi. Kedua, Durhaka pada orang tua. Ketiga, jambul bayi atau rambut yang ada pada bagian depan kepala

2. Hukum Aqiqoh.

Sudah menjadi kebiasaan pada masa jahiliyah bahwa bagi siapa saja orang tua yang melahirkan seorang bayi maka ia harus menyembelih seekor karnbing. lalu darahnya dioleskan pada kepala si bayi sebagai wujud persembahan, atau ungkapan terima kasih pada Tuhan yang Maha Pencipta. Namun setelah Allah ta'ala mengutus seorang Rasul dengan membawa Syariat Islam, kebiasaan jahiliyah. tersebut dikikis habis dan oleh Rasulullah dirubah menjadi aqiqah. Seperti yang hadist yang diriwayatkan oleh Buraidah Al Islami ia berkata :

“ Pada masa jahiliyah, apabila salah satu dari kita melahirkan seorang bayi . maka kita menyembelih kambing lalu darahnya kita oleskan pada kepala si bayi. Namun setelah Allah nrenurunkan agama islam, (kebiasaan tersebut) kita tinggalkan dan merubahnya dengan menyembelih kambing kemudian kita mencukur rambut si bayi dan mengolesinya dengan minyak ja faran". (HR. Abu Daud) lihat Sunan Abi Daud III /107 hadits No. 2843.

Imam As Syafi'i dan mayoariritas para ulama' berpendapat bahwa hukum aqiqah adalah sunnah muakkad. Meskipun dalam pelaksanaannya tersebut dirasa membebani atau memberatkan bagi kedua orang tua. Adapun Imaam lbnu Hazm, Al lais dan Daud Ad Dhahiri mengatakan bahwa aqiqoh hukumnya wajib.

Di masa Rasulullah dan para sahabat, mereka selalu melakukan aqiqah pada anak-anak dan cucu-cucu mereka, seperti hadits vang telah diriwayatkan oleh Ashabus Sunan bahwa Rasulullah melakukan aqiqah untuk cucunya Hasan dan Husain dengan dua kambing.

Adapun sesuatu yang berkaitan dengan aqiqah dari sisi persyaratan dan teknis penyembelihan, sama seperti hewan kurban yaitu hewannya harus sehat, tidak boleh cacat, harus powel (berumur setahun atau lebih), gemuk, dan juga dalam sisi cara pcmbagian daging, hanya saja dalam aqiqah tidak diperkenankan adanya berserikat atau urunan.

3. Keutamaan Aqiqoh

Aqiqah mgmpunyai beberapa keutamaan di antaranya adalah :

l. Anak akan menjadi milik yang sah bagi orang tua, seperti hadits Rasulullah,” Setiap bayi akan

tergadaikan oleh aqiqohnya, (sebagai tebusannya adalah) menyembelih kambing pada hari ke tujuh lalu dicukur rambutnya. serta diberinya nama ”. (HR.Ashabus Sunan)

2. Menjadikan anak kebal penyakit. seperti hadits Rasulullah,

مع الغلام عقيقته, فأهزقوا عليه دما وأميطوا عنه الأذى.

"setiap bayi berhak untuk diaqiqahi, (karena itu) sembelihlah kambing untuknya dan hilangkan penyakit darinya” (HR. Bukhori) Lihat Shahih Bukhori III / 304

3. Kelak di akhirat, anak akan bisa memberi syafaat bagi kedua orang tua, demikian yang telah dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hambal dan Atha'.

4. Penyembelihan

a.Jenis Binatang yang Boleh Disembelih

Hewan yang boleh disembelih untuk aqiqah adalah kambing. Bagi anak laki-laki dua kambing sedangkan untuk anak perempuan satu kambing, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Hafshah binti Abdur Rahman sesungguhnya Aisyah ra Berkata:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم أمرهم عن الغلام شتان مكافئتان وعن الجارية شاة. رواه الترمذي وابو داود

"sesungguhnya Rasulullah shallahu alaihi wasallam memerintahkan ke pada para sohabat (untuk melakukan aqiqoh), bagi bayi laki-laki dua kambing yang ada kesamaan dan bagi bayi perempuan cukup satu kambing". (HR. Turmudzi dan Abu Daud) lihat Sunan Turmudzi IV/81 hadits No. l513

Apabila tidak ditemukan dua kambing atau tidak ada kemampuan bagi orang tua untuk menyembelih dua kambing, maka boleh dengan hanya satu kambing. sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah di saat mengaqiqohi cucu beliau yaitu Hasan dan Husain. Seperri hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abu thalib ia berkata :

عق رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الحسن بشات

'' Rusululloh melakukan aqiqah untuk cucunya yang bernama Hasan dcngun satu kambaing". (HR. Turmudzi) lihat Sunan Turmudzi lV/84. Hadits No. 1519.

b. Do'a yang dibaca ketika sedang menyembelih

Pada waktu pelaksanaan penyembelihan ada do'a yang harus dibaca sebagaimana yang telah diaiarkan oleh Rasulullah seperti hadits yang diriwayatkan oleh yahya bin Said dari umaroh dari Aisyah ia berkata. bersabda Rasulullah shallahu alaihi wasallam:

إذبحوا على إسمه فقولوا " بسم الله اللهم لك وإليك هذا عقيقة فلان.

" sembelihlah (hewannya) dengan menyertakan nama si bayi. "Dengan metryebut asma Allah, ya allah hanya kepadamu dan hanya dari-Mu, ku persembahkan aqiqohnya fulan”. Berkata Ibnu Mundzir. "Do'a seperti itu sangatlah baik namun bila seseorang niat tanpa disertai ungkapan, maka hal itu juga dianggap sah ".

c. Waktu Penyembelihan

Aqiqoh sebaiknya dilaksanakan pada hari ke tujuh dari hari kelahiran, jika tidak, maka boleh pada hari ke empat belas atau hari ke dua puluh satu dari kelahirannya, apabila tidak bisa melaksanakan pada waktu-waktu tersebut, maka diperbolehkan melakukan aqiqah kapan saja ia mampu untuk melaksanakanya, oleh para ulama' aqiqoh tersebut dinamakan aqiqah qadha'.

cara menghitung hari aqiqoh adalah sehari setelah kelahiran si bayi demikian yang dilakukan oleh Imam As Svaf i. Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa penghitungannya dimulai dari hari kelahirannya.

Imam Ahmad berpendapat bahwa diperbolehkan mengumpulkan aqiqah dengan kurban bila pelaksanakan aqiqah bertepatan pada hari-hari kurban yaitu 10, 11, 12, 13 DzulHijah. Hal ini berdasarkan pada diperbolehkannya mengumpulkan mandi jum'at dan mandi hari raya atau sholat jum'at dan sholat ied, bila waktu pelaksaaannya bersamaan dalam satu hari.

d. Pembagian Daging

Daging kambing yang sudah disembelih boleh dibagikan dalam keadaan masih mentah atau sudah dimasak, selanjutnya disedekahkan kepada kaum fakir miskin terdekat, bila tidak dijumpai fakir miskin pada tetangga terdekat maka diperbolehkan mengirimnya pada satu kampung atau daerah yang membutuhkannya. Namun jika dibagikan dalam keadaan

sudah matang, maka hal itu menjadi lebih baik, karena akan memudahkan untuk mengkonsumsinya dan juga akan mengurangi kelelahannya saat memasaknya.

Bagi keluarga atau shahibul hajjah boleh, memakan daging aqiqoh asalkan tidak melebihi sepertiga dari daging yang ada.

e. Cara Penyembelihan

Saat menyembelih kambing diusahakan tidak memotong tulang-tulangnya kecuali pada bagian pergelangan. Dari ja’far bin muhammad dari ayahnya sesungguhnuya Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda :

أن النبي صلى الله عليه وسلم قال في العقيقة التي عقتها فاطمة عن الحسن والحسين, أن تبعثوا الى القابلة منها برجل وكلوا واطعموا ولا تكثروا منها عظاما.

“ sesungguhnya Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda tentang aqiqah, hendaknya kalian kirim ke kabilah melalui seorang lelaki, lalu makan dan bagilah serta jangan engkua pecah-pecah tulangnya ". (HR. Abu Daud) lihat Sunan Abu Daud II/609 hadits No. 400.

Hal tersebut di atas adalah dalam rangka agar nantinya sibayi akan tumbuh dengan sehat dan tulangnya menjadi kuat tidak mudah keropos, disamping itu akan menambah lezatnya makanan, dan juga menunjukkan kemuliaan dari si bayi serta tinggi dan luhurnya cita-citanya. lihat Tuhfah Al Maudud hal 55.

5. Pemberian Nama

Selayaknya bagi orang tua untuk memberi nama anak-anaknya dengan nama-nama yang bagus, karena sebuah nama akan berpengaruh pada psikologis seorang anak Dalam istilah agama Islam hal ini dinamakan tafa’ulan seperti mencari ilmu dan bertanam sebaiknya dirnulai pada hari rabo (bersemi),menikah sebaiknya pada harijum'at (berkumpul), shalat istisqa' dengan membalikkan surban atau sajadah, qunut nazilah dengan

rnembalik telapak tangan, begitu juga nama seseorang. Rasulullah pernah merubah nama sahabat yang bernama Khail (kuda) menjadi khair (baik), atau Abdus Syams (hamba matahari) menjadi Abdullah (hambah Allah), atau Asiyah (maksiat) menjadi jamilah (cantik). Rasulullah SAW bersabda:

إنكم تدعون يوم القيامة بأسمائكم وأسماء ابائكم فأحسنوا أسمائكم.

"sungguh pada hari qiyamat kalian akan dipangil sesuai namamu dan nama-nama bapakmu, oleh karena itu berilah nama yang baik bagi (anak-anakmu)” . (HR. Abu Daud) Lihat Abu Daud Hadits No. 4948 II/472.

Disebutkan dalam. hadits bahwa sebaik-baiknya nama adalah Abdullah dan Abdurahman atau nama para rnalaikat, para nabi, nama surat-surat Al Qur'an atau Asma'ul husna atau nama-nama yang mempunyai arti.

Dari Samurah bin Jundub sesunguhnya Rasulullah saw bersabda :

كل غلام رهينة بعقيقته, تذبحوا عنه يوم سابعه,ويحلق,ويسمى.

" Setiap bayi yang terlahir tergadaikan dengan aqiqohnya,berupa menembelih kambing baginya pada hari ketujuhh dari

Kelahirannya, lalu di cukur rambutnya kemudian di' berinya nama ”. (HR. Abu Daud) Lihat Abu Daud Hadits No. 2838 III / 106.

Hadits tersebut menjelaskan bahwa pemberian nama pada bayi sebaiknya dilaksankan pada hari ke tuiuh dari hari kelahirannya hersamaan dengan pelaksanaan aqiqoh dan pencukuran rambut. Namun tidak menutup kemungkinan bila pemberian nama dilakukan sebelumnya, bersamaan atau setelah kelahiranya, karena Rasulullah juga pernah memberi nama putranya yaitu lbrahim pada malam kelahirannya dan juga membari nama putra Anas bin Malik saat setelah kelahiranya dengan nama Abdullah kemudian mentahniknya sekalian.

6. Mencukur Rambut dan Menimbangnya.

Kepala adalah tempat banyak syaraf yang sambung ke beribagai syaraf yang ada di sekujur tubuh manusia, karena itu dalam prosesi aqiqah, Rasulullah menganjurkan hendaknya pada hari pelaksanaan aqiqoh, rambut si bayi dicukur gundul supaya nantinya syaraf-syaraf yang ada di kepala, perkembangan otak serta kecerdasan si bayi bisa berkembang dengan normal dau sehat, lebih-lebil syaraf yang sambung langsung ke mata dan gigi, sehingga nantinya gigi akan tumbuh kuat dan mata akan menjadi tajam dan terang dalam penglihatannya.

Tidak hanya itu, setelah rambut bayi dicukur gundul, selanjutnya adalah rambut tersebut ditimbang seharga emas atau perak kemudian bersedekah kepada fakir miskin atau anak yatim, sebesar harga emas atau perak sebanyak timbangan rambut bayi yang telah dicukur, hal ini bertujuan agar kelak ketika tumbuh dewasa si bayi menjadi orang yang dermawan dan senang bersedekah. Rasulullah saw bersabda :

يا فاتمة! احلقي راسه وتصدقي بزينة شعره فضة على المساكن قال: فوزنته فكان وزنه درهما او بعض درهم رواه الترمذي

“ wahai Fatimah! Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah denganya seharga perak kepuda fakir miskin. Ali bin Abu Thalib berkata, " Lalu ia menimbangnya dan timbangannya seharga satu dirham atau kurang dari itu" (HR. Turmudzi) Lihat Sunan Turmudzi hadits No. 4951 IV/ 84.

Ada sesuatu yang perlu dihindari saat mencukur rambut si bayi adalah "Al Qoza’'' yaitu mencukur sebagian rambut bayi, karena hal ini merupakan bentuk pendhaliman dan ketidak adilan terhadap diri sendiri, oleh karena itu Rasulullah sangat membencinya. Dari abdullah bin Umar ia berkata:

نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن القزع

" Rasulullah saw melarang untuk melakukan Qoza' (yaitu memotong sebagian rambut bayi dan membiarkan tumhuh sebagian rambut yang lain)"

Ada beberapa macam bentuk Qoza':

1. Memotong pada bagian tertentu dan membiarkan pada bagian yang lain.

2. Memotong rambut pada bagian tengah kepala dan membiarkannya pada bagian pinggir kepala.

3. Mernotong rambut pada bagian pinggir kepala dan membiarkannya pada bagian tengah kepala.

4. Memotong rambut pada bagian depan kepala dan pada bagian belakang kepala.

7. Adzan

Di antara sunnah-sunnah lain yang harus diperhatikan bagi orang tua saat kelahiran anak adalah mengadzani telingah bagian kanan dan menqamati telingah bagian kiri. Hal ini bertujuan :

Agar kalimat pertama yang didengar oleh bayi tatkala mengawali hidupnya di dunia adalah mendengarkan kalimat tauhid.

1. Menjaga perjanjian yang dulu pernah dilakukan antara manusia dengan Allah saat berada dalam alam Dzar. Sebagaimana firman Allah menyebutkan :

ألست بربكم قالوا بلى شهدنا

" Apakah ِِAku (Allah) Tuhanmu, mereka menjawab. Ya, kita semua bersaksi (bahwa Engkau Tuhan kami) '' QS. Surat ayat

2. Terjaga dari godaan atau gangguan ummus shibyan (syetan yang biasa menggoda anak-anak ). Hadits Rasulullah :

من ولد له ولد فأذن في أذنه اليمنى واقام في اليسرى لم تضره أم الصبيان

"Barang siapa yang melahirkan seorang bayi lalu mengadzani telingah kanan serta mengqamati telingah kiri, maka ia tidak akan diganggu oleh ummus shibyan". (HR. Ibnus Sunni) Lihat Fiqhus Sunnah III/281

8. Tohnik

Tahnik adalah melumat (jawa : memamah) kurma dengan ludah untuk dimasukkan ke rongga mulut bayi bagian atas. Hal ini dilakukan agar nantinya si bayi kelak seperti orang yang mentahniknya. Karena pada dasarnya ludah ada dua macam. pertama, Ludah yang membawa kemanfaatan dan keberkahan seperti ludahnya para salafus slalih', Ulama’, Kiyai dan para Tabib. Kedua, ludah Yang membawa kemadharatan dan sial ludahnya tukang sihir, syetan dan orang-orang jahat.

Untuk itu sebaiknya bagi orang tua mencari seorang ulama’ atau siapa saja yang dianggap punya kelebihan atau keistimewaan agar mau mentahnik si bayi, agar kelak ia bisa menjadi atau meniru seperti orang yang mentahniknya. Hal ini pernah dilakukan oleh abu Musa al asy’ari ra ia berkata:

لي غلام فأتيت به النبي فسماه ابراهيم فحنكه بتمرة ودعا له بالمركة ودفعه الي,وكان أكبرولد أبي موسى.رواه البخاري

'' Aku mempunyai bayi laki-laki, lalu membawanya menghadap rasulullah dan bayi tersebtut.oleh rasulullah diberi nama ibrahim, kemudian beliau menahniknya dengan kurma dan mendo’akanya dengan penuh keberkahan, Ibrahim adalah anak pertama musa ”. (HR' Bukhari) III/303. wallahu a’lam.

Sepuluh Etika Berdoa

Isi Khutbah Jum’at : 9 April 2010
Oleh : K. Muzammil Arif
Di Masjid : NurulYaqin Artodung Galis Pamekasan
Judul : Sepuluh Etika Berdoa

Sepuluh Etika Berdoa

Pertama, memilih waktu-watu mulia untuk berdoa, seperti hari Arafah di antara hari-hari dalam setahun, bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya, hari jum’at di antara har-hari dalam seminggu, waktu sahur (kala dini hari) di antara jam-jam di malam hari.
Allah Ta’ala berfirman: [وبالأسحار هم يستغفرون]”Dan di antara akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (Q.S. Adz Dzariyat: 18).
Kedua, mengambil kesempatan yang mulia, seperti: Saat bergeraknya barisan pada perang di jalan Allah Ta’ala, saat turunnya hujan lebat, saat pelaksanaan sholat fardhu, sehabis sholat fardhu, waktu antara adzan dan iqomat¸ saat sujud sebagaimana dikemukakan sebuah riwayat.
Sebenarnya kemuliyaan waktu-waktu tersebut berpeluang kepada kemuliaan suasananya. Misalnya, waktu dini hari merupakan waktu hati menjadi jernih, ikhlas dan bebas dari berbagai gangguan (kekacauan). Hari Jum’at dan hari Arafah.
Merupakan saat berhimpunnya semua tujuan dan saling terpautnya semua hati untuk mengharapkan curahan rahmat Allah Azza Wajalla.
Ketiga menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan sekira putih ketiaknya tampak. Lalu mengusapkan kedua telapak tangan kewajah di akhir doa
قال عمررضي الله عنه كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ مد يديه في الدعاء لم يردهما حتي يمسح بهما وجهه
“Umar ra. Berkata,” Rosulullah saw. apabila menjulurkan kedua tangannya dalam berdoa, tidak menariknya kembali sebelum mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya itu.”
وقال ابن عباس رضي الله عنهما : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دعا ضم كفيه وجعل بطنهما مما يلي وجهه.
Ibnu Abbas ra. Berkata, “Apabila usai berdoa Rosulullah saw. Mendempetkan kedua tangannya dan menjadikan bagian dalamnya mengarah kewajah. “ini posisi kedua tangan beliau tetapi tanpa nengarahkan tatapan matanya ke langit.
keempat merendahkan suara antara berbisik dan jahr (nyaring). Tantang firman Allah Ta’ala:
ولا تجهر بصلا تك ولا تتخافت به
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam sholatmu dan janganlah pula merendahkannya “, (QS Al Isro” : 110). ‘Aisyah berkata, “maksudnya dalam doamu,”
Alla Ta’ala memuji nabi Zakaria as. Melalui firmanNya:
إذا نداى ربه نداء خفيا
”Tatkala dia berdoa kepada tuhannya dengan suara yang lembut”. (QS. Maryam: 3). “Allah Ta’ala juga berfirman

“berdoalah kepada tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.” (QS. Al Isaro’: 55).
Kelima, tidak membebani diri dengan ucapan yang bersajak dalam doa.
Keenam, merendahkan, khusuk, penuh harapan dan cemas. Allah Ta’ala berfiman: “berdoalah kepada tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut,”
Ketujuh, memantapkan doa, merasa yakin akan diterima, dan benar-benar menggantungkan harapan kepadanya.
قال رسولالله صلى الله عليه وسلم : ولا يقل احكم إذا دعا : اللهم اعفرلي إن شئت, اللهم ارحمني إن شئت, ليعزم المسالة, فإنه لا مكره له.
Rosulullah saw. Bersabda, “Jangan sampai salah seorang diantara kalian berucap saat berdoa: Ya Allah, ampunilah dosaku jika engkau kehendaki. Ya Allah, kasihanilah daku jika engkau kehendaki. Tetapi, hendaklah ia memantapkan permohonan. Sungguh, memantapkan doa bukan hal yang dibenci.”
قال رسولالله صلى الله عليه وسلم :إذا دعا أحدكم فليعظم الرغة فإن الله لا يتعاظمه شئ
Rosulullah saw. Juga bersabda, “Apabila salah seorang diantara kalian berdoa, hendaklah ia memperbesar harapan sungguh, tidak ada sesuatupun yang lebih besar dari Allah Ta’ala.” Dan Belia bersabda,
قال رسولالله صلى الله عليه وسلم : ادعوا الله وأنتمموقنون بالإجابة , واعلموا أن الله عز وجل لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه
“berdoalah kepada Allah dengan keyakinan mendapat pengabulan. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai dan lenggah.”
Kedelapan, terus-menerus dang mengulang doa tiga kali, dan jangan berharap pengabulannya diperlambat.
Kesembilan, mengawali doa dengan dzikir dan pujian kepadanya (jangan langsung dengan permintaan lalu membeca sholawat untuk nabi saw. “kemudian menutup doanya juga dengan dzikir dan sholawat.
Sepuluh, dan ini adalah etika batin yang merupakan inti dalam pengabulan doa, yaitu: taubat, menebus berbagai kezliman, dan menghadapkan diri kepada Allah ‘Azza Wajalla secara penuh. Yang batin inilah sebetulnya yang menjadisebab terdekatdalam pengabulan doa.

Syariat, Thoriqot, dan Haqiqot

Hidup di dunia ini sebagai mana tuntunan alloh SWT, umat manusia menjadi saalikhul akhiroh (orang yang meninti jalan akhirat ) Alloh SWT berfirman dan carilah kebahagiaan negru akhirat pada apa yang telah di anugrahkan alloh kepadamu. Dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari dunia.(Q.S. Al-Qososh : 77). Maksudnya tinjauan hidup hendaknya diarahkan kepada kepentingan, pembangungan kehidupan akhirat. Pembanganuan kehidupan akhirat kiranya hanya bias dititi melalui jalan taqwa dan menghindari hal-hal yang merusak itu. Upaya meniti jalan akhirat ini tidak bias tidak, mesti dengan tiga jalur ( menurut ulmu tasawuf) yang terkait, yaitu jalur syariat, thoriqot dan jalur haqiqot.
Kenyaytaan umum di masyarakat, keberadaan tiga jalur tersebut sering kali di praktekkan atau dipahami secara keliru. Seperti wujudnya thoriqot dan haqiqot yang di pertentangkan dengan sayriat. Thoriqot diidentikan dengan hanya membaca wiridan-wiridan tertentu. Jika orang sudah mencapai tahapan haqiqot, dia boleh (di tolelir ) bertindak semaunya, meski melanggar sunnah. Adanya ilmu sejati yang beekembang di masyarakat dimana dipentingjkan urusan hati (batin), sedang lahirnya belakangan bahkan diabaikan. Ini seluruhnya adalah praktek dan pemahaman keliru yang tampak di sebagian masyarakat.
Syekh zainuddin al muabbari al malibary dalam bait-bait syi’ir yang digubahnya 75.menyatakan, syar’at prakteknya adalah melaksakan apa yang telah fardlukan oleh alloh SWT kepdanya di samping menjauhi hal-hal yang dihramkan. Jaut syari’at adalah asasi bagi salikul akhirot, mengingat tidak bisa ditempuh jalur berikutnya manakal tidak berangkat dari sini. Nabi Muhammad SAW bersabda:
أَدِّ ماََ اِفْتَرَضَ اللهُ عَلَيكَ تَكُنْ مِنْ أَعْبَدِ النَّا سِ وَاجْتَنِبْ مَا حَرَّمَ اللهُ عَلَيكَ تَكُنْ مِنْ أَوْرَعِ النَّاسِ – رواه ابن عدى
Kerjakanlah apa yang telah di tetapkan kefardluannya oleh alloh kepadamu, niscaya kamu menjadi paling beribadahnya manusia, dan jauhilah apa yang telah diharamkan oleh alloh kepadamu, niscya kamu menjadi paling menjaga dirinya manusia. ( H.R.Ibnu Ady, dloif lihat faidhul qodir I / 224)
Berikutnya thoriqot ialah mengambil suatu amalan tertentu dari sekian banyak amalan yang ada, yang diazami dilakukan dengan tumpuan harapan (arja amal). Hal ini didasari karena ter dapat sekian banyak amalan di dalam islam,dan rasanya tidak sanggu menjalankan selruhnya. Umumnya manusia77 nah, thoriqotadalah mengambil beberapa dari amaln itu, dengan azam kuat mengamalkannya penuh semanagt, rutin, dan menjadi tumpuan harapan,. Di antaranya thoriqoh yang dijalankan oleh para ulama dahulu , seperti menuntut ilmu, nendidik, (murobbi), berpuasa sunnah, khidmah pada dakwah atau khidmah pada aktivitas dan lembaga dakwah,berinfaq, sholat tahajjud, sholat dhuha, qiro’atul qur’an, bersedekah, mempebanyak sholawat, memperbanyak wiridan,dll. ada juga ulama dahulu yang menempuh thoriqoh dengan perilaku waro’ (hati-hati atau menjaga diri), meski terhadap perkara-perkara yang mubah. Agaknya ahli surga kala menuju surga, nmkereka berombong-rombongan sesuai dengan amal yang dipilihnya plus dengan pimpinanya. (Q.S. Az Zumat:73)
Sejarah menyatakn tidak ada salafushsholoh dahulu kecual mereka memiliki thoriqoh yang dipeganginya dingga akhur hayatnya. Syekh abdul qodir al jailan misalnya berkata: “ aku tidak wushul kepada alloh SWT dengan tahajjud, tidak pula dengan puasa sunnah. Akan tetapi aku wushul berkat kedermawanan, tawadlu’dan kepolosan hati,” ini artinya thoriqoh beliau adalah berinfaq, tawadlu’ dan kepolosan hati (lihat kifayatul atqiya’ wa minhajul ashfiya’ : sayyid bakry al makki: 13).
Jadi memang cukup banyak thoriqoh yang bias ditempuh dan maklum mengingat begitu banyaknya amalan kebaikan dalam islam. Hal ini bias dilihat pada periode sahaba. Hanaya saja menurut standar yang minimum, para sahabat rata-rata tidak tenggelam tidur di malam hati dan mesti menghatamkan al-qur’an sedikitnya tujuh hari sekali. Dari sini seyogyanya memiliki thoriqoh, terlepas dari thoriqoh apa yang hendak dipilih sebagai sebuah rutinitas dan tumpuan harapan di dalm menempu jaln akhirat.
Haqiqot merupakan inti daridua jalur diatas , bahwa ibadah atau amal macam apa yang dilakukan semata-mata sandaranya adal alloh SWT. Amal tidak dijadikan andalan, meski barangkali amalnya banyak,. Jalur haqiqot ini bias di tempuh bila telah dilakukan perenungan yang mendalam, ditit sekian banyak stasiun ( tempat pemberhentian) dan ditemukan rahasia apa (kemanisan) di balik amalnya. Hasil dari haqiqot ini adalah keikhlasan, keyakinan, tsiqoh billah (kepercayaan penuh kepada alloh), tunduk dan patuh , serta qona’aj (menerima apa adanya), sebagai mana kandungan kalimat hauqolah (laa haula walaa quwwata illa billah) dan hasbanah (hasbunalloh wani’mal wakil). Maka, haqiqot ini kedudukannya adala sebuah maqom.79
Jadi haqiqot meskipun berorientasi pada hati (batin), tetapi dia tidaklah meninggalkan amal jasadi. Imam al hasan al bashri berkata : “ilmu haqiqot yaitu meninggalkan perhatian terhadap pahalanya bermal menuggalkan beramal.”
Dengan demikian, ketiga jalur di atas mempunyai keterkaitan erat yang tidak dapat dipisah-pisahkan., ibaratorang mau menambang mutiara yabg mahal (haqiqot), dia mesti pakai kapal (syari’at) dan pergi ke laut (thoriqot). Atau ibarat orang memproduksi minyak kelapa (haqiqot), ia haru mengambil isi kelapa (thoriqot) setelah memecah (syri’at)
Karena itu sebagai pendamba saalikhul akhirat, memang harus melaksakan apa yang diperintahkan oleh alloh SWT, sekaligus punya thoriqot, dengan menyertakan haqiqot. Prinsip dasar akhirnya, yang pakok harus beramal (jawa: sakdermo ngamal). Kalaulah diberi pahala, alhamdulillah, itu adalah anugerah. Dan kalaupun disiksa itu keadilan dari alloh SWT


75syi’ir-syi’ir itu bunyinya memiliki arti: “ sesungguhnya meniti jalan akhirat dalah syri’at, dan thoriqot serta haqiqot. Maka perhatikanlah perumpamaannya. Syari’at itu terlaksan perahu.thoriqot itu bagaikan lautan, sedang haqiqot, ia seperti mutiara tang mahal harganya. Syri’at adalah mengukuti agama dzat yang maha menciptakan dan melakukan amar dan menjauhinya dan thoriqot yaitu mengambil yang lebih hati-hati disertai kesungguhan, seperti waro’dan riyadloh yang habis-habisan. Sementara haqiqot ialah sampainya seseorang pada tujuan, dan penyaksiannya pada cahaya keagungan dengan terang benderang

77.tidak akan sanggup menjalankan setiap amalan yang diajarakn oleh agama islam secara menyeluruh dan sempurna. Barangkali sedikit saja ummta islam yang mampu. Orang yang mampu menjalankan secara menyeluruh amalan dalam islam inilah yang disebut dengan al arif billah

79. Maqom dalam istilah tasawwuf yaitu tingkatan suasana kerohanian berupa pengamalan-pengalaman yang dirasakan dan diproleh melalui usaha-usaha tertentu atau jalan panjang yang ditempuh agar berada sedekat mungkuin dengan allohSWT. Abu qosim abdul karim al qusyairy menyebut ada mnam maqom, yaitu taubat, zuhud, tawakkal, sabar. Dan ridlo. Menurut ulama’ lainnya masih ada lagi maqom seperti mahabbah, fana dan baqo, al ittihad, serta kefkiran

80.Sahabat ali bin abi tholib karromallohu wjhah berkata: “ Barang siapa menduga tanpa kerja keras bisa memperoleh surga, maka dia itu ngelamun. Dan barang siapa menduga dengan kerja keras memperoleh surga, maka dia gila.” ( lihat kifayatul atqiya’, Bakri al makki: 9)

Alloh SWT berfirman:
إياك نعبد وإياك نستعين
81.Hanya kepadamu kami beribadah dan hanya kepadamu kami memohon pertolongan (Q.S. Al Fatihah:5) Abu ali addaqoq berkata: bahasa “ hanya kepadamu kami beribadah,” menunjukkan syri’at, sedang “hanya kepadamu kami memohon pertolongan”, mengisyratkan haqiqot. Lihat Ar Risalah al qssyiriyah, Abul Qosim al qusyairi:82

Fasilitas Pesantren

1.Aula
2.Kamar Santri
3.Perpustakaan Santri
4.Kantor
5.Kamar Tamu
6.Kamar Mandi
7.Dapur Santri
8.Computer
9.Internet
10. Lemari Santri

Susunan pengurus

Pelindung : ALLAH SWT.

Penasehat : 1. KH. Ihya’ Ulumiddin (pengasuh PP. Nurul Haromain Malang).

2. KH. Ali Karrar (pengasuh PP. Misdat Proppo Pamekasan).

Konsultan pendidikan : 1. Dr. Tantowi Jauhari.

Pengasuh : K. Muzammil Arif .

Ahlus Syuro : 1. Drs. Ach. Musleh, MSi.

2. Slamet Gustiandoko, SPd. Msi.

3. Ali Purnomo SPd. MPd.

4. dr. Syafirullah, S.Ked.

Ketua Lembaga

Pendidikan dan pesantren : M. Imron Rosyadi, SPd

Sekretaris : Mulyadi SPd.

Bendahara : Zainuddin SPd.

SEKSI - SEKSI

Foto PP.Darul hijrah tampak depan
Pengasuh besama K.HM Ihya' Ulumiddin


Penasehat utama

Aktifitas Sehari- hari

Jam 02.30 – 03.30 Qiyamul lail ( Tahajjud )

03.30 – 04.00 Haja’ah

04.00 – 05.00 Jam’ah shubuh & Wirid

05.00 – 06.00 Ta’lim I

06.00 – 06.45 Sarapan Pagi, Bersih-bersih & Persiapan sekolah.

07.00 – 14.00 Sekolah. ( Yang tidak sekolah ta’lim II ) Sholat jama’ah Dhuhur

14.00 – 15.00 Makan siang & Istirahat

15.00 – 17.00 Ta’lim III

17.00 – 17.30 Persiapan Sholat jama’ah Maghrib

17.30 – 18.30 Jama’ah maghrib & wirid

18.30 – 20.30 Ta’lim IV & Sholat Isya’

20.30 – 21.00 Makan malam

21.00 – 22.00 Mudzakaroh

22.00 – 02.30 Istirahat

SEKILAS PESANTREN DARUL HIJRAH

MA’HAD ini berdiri sejak tanggal 30 Desember 2008 M/ 1 Muharram 1430 H dibawah asuhan K.Muzammil Arif, dan merupakan salah satu pondok yang berperan dalam pembinaan agama yang berahlussunnah wal jama’ah serta pendidikan umum.

VISI

Menjadi wahana bagi terwujudnya kepedulian terhadap pemuda dan mewujudkan lahirnya generasi muslim berkwalitas baik agama maupun umum melalui pembinaan dan pelatihan – pelatihan serta mempersiapkan generasi muslim yang siap tampil di tengah-tengah masyarakat.

MISI

1. Mempersiapkan generasi yang berkwalitas dibidang intelektual dan spiritual.

2. Menanamkan sikap kepemimpinan sikap yang arif, bertanggung jawab, dan mengikuti norma-norma islam.

3. Mencetak generasi muda yang bertaqwa, konpetitif, menyejukkan umat untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

4. Membantu pemerintah dalam mencerdaskan masyarakat dibidang iptek dan imtaq melalui pengajian, pembinaan, training, dan lain-lain khususnya masyarakat pamekasan dan bangsa Indonesia pada umumnya.

KEUNGGULAN DALAM PESANTREN INI

1. Mencetak santri pintar baca kitab kuning dalam waktu satu tahun dengan metode terbaru, 30% teori 70% praktek dengan model skema

2. Berbahasa arab dengan fasih dan benar.

3. Menela’ah kitab-kitab hadist, al- qur’an dan tafsir

Profil PP. Darul Hijrah

PP. DARUL HIJRAH
Lembaga Pendidikan yan berdomisili di Desa Artodung Kec. Galis Kab. Pamekasan.
Jawa Timur